delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

BEM Pertanyakan Bantuan Operasional PTN UNRI Kecil, Pencairannyapun Lambat

Andeas: Universitas penerima BOPTN terbesar Universitas Indonesia Rp226,79 miliar, Institut Teknologi Bandung Rp176,88 miliar, Universitas Gaja Mada Rp170,14 miliar dan Universitas terkemuka lainnya. Untuk Universitas Riau hanya Rp30 miliar. "Ini ditetapkan atas kriteria apa?"

 

KABARRIAU.COM, Pekanbaru - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau mempertanyakan keterlambatan pencairan dan besaran Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang tidak sama di setiap perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.

"Pencairan BOPTN yang mengalami keterlambatan maka dipastikan sebagian operasional PTN akan terganggu, kemudian ntuk besaran BOPTN tidak merata setiap universitas," kata Ketua BEM Universitas Riau, Andeas.

Universitas penerima BOPTN terbesar adalah Universitas Indonesia Rp226,79 miliar, Institut Teknologi Bandung Rp176,88 miliar, Universitas Gaja Mada Rp170,14 miliar dan Universitas terkemuka lainnya. Untuk Universitas Riau hanya Rp30 miliar.

"Ini ditetapkan atas kriteria apa?" Tanyanya.

Menurutnya tanpa penggunaan proposal perencanaan program yang komprehensif hal ini dapat mengganggu efektifitas penggunaan dana tersebut.

Pertanyan tersebut mendapat respon dari DPR RI Komisi X yang berkunjung ke UNRI dalam rangka kunjungan kerja spesifik mengenai BPOTN, kepangkatan dosen, dan Beasiswa S1,sS2,S3 Kamis (10/3/2016) lalu.

Menurut anggota Komisi X Esti Wijayati dari Fraksi PDIP pihaknya telah berupaya serius dalam pengawasan besaran BOPTN. Ini terlihat dari dana yang dikucurkan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi adalah RP3,6 Triliun, diperjuangkan oleh Komisi X menjadi Rp4,6 triliun di 2015.

Esti menambahkan untuk besaran BOPTN berbeda setiap Universitas disebabkan oleh beberapa kriteria yang pertama jumlah mahasiswa. PTN di setiap daerah berbeda kebutuhannya, dan yang terakhir adalah kriteria mutu dari PTN tersebut.

Menurutnya meski kualitas dari PTN tidak menjadi prioritas dari penilaian, namun hal tersebut memegang peranan dalam menetapkan besaran BOPTN.

Terkait ketelambatan pencairan komisi X mengatakan itu tidak ada namun kedepannya pihaknya akan melakukan pengawasan secera komprehensif dari masukan-masukan yang diberikan oleh pihak Universitas Riau. (*)

Liputan   Brian.

Kategori: Bisnis.

Sumber : Antarariau.

BERITA TERKAIT