Bentuk Pangkalan Helikopter Pengebom Air Lagi di Pertimbangkan BPBD Riau

Edwar Sanger: "Wilayah kita cukup luas, untuk itu sekarang kita sudah mempersiapkan tiga wilayah menjadi "base" helikopter pengebom air".
KABARRIAU.COM, Pekanbaru - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mempertimbangkan untuk membentuk tiga pangkalan helikopter pengebom air guna mengoptimalkan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut.
"Wilayah kita cukup luas, untuk itu sekarang kita sudah mempersiapkan tiga wilayah menjadi "base" helikopter pengebom air," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger diliris dari Antara di Pekanbaru, Senin (8/8/2016).
BPBD Riau yang tergabung dalam Satgas Karhutla Riau memiliki dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 serta dua pesawat air tractor (AT). Seluruh armada itu merupakan bantuan BNPB guna penanggulangan Karhutla melalui operasi pengeboman air.
Saat ini, seluruh armada itu terpusat di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Sementara itu, BNPB pada Minggu kemarin (7/8/2016) kembali mengirimkan dua helikopter yang juga diperbantukan untuk penanganan Karhutla melalui operasi waterbombing.
Dua heli tersebut berjenis Heli Bell 214 yang nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan patroli rutin. Dengan datangnya dua heli terakhir, praktis Riau memiliki enam armada guna mengatasi Karhutla.
Untuk itu, Edwar mempertimbangkan untuk menyebar seluruh armada itu ke dua wilayah lainnya yakni di Bandar Udara (Bandara) Dumai, Pinang Kampai dan Bandara Japura, Indragiri Hulu.
"Nanti kita siapkan untuk di Pekanbaru, Japura (Indragiri Hulu) dan Dumai," jelasnya.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.
Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei sebelumnya telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar tetap meningkatkan pemadaman dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
"Bagi masyarakat diimbau untuk tidak membakar, terutama saat membuka lahan sebab, dampak kebakaran sangat luar biasa dan merugikan semua pihak. Pencegahan harus ditingkatkan karena lebih efektif daripada pemadaman," katanya.(*)
Liputan : Brian.
Editor : Robinsar Siburian.
Kategori: Lingkungan.
Sumber : Antarariau