delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Ini Memo Khusus SBY, Pecat Ruhut Dari Jubir Demokrat

Ruhut: "Ini Internal Partai Demokrat. Saya sudah dipanggil Yudhoyono untuk membicarakan hal tersebut".

 

KABARRIAU.COM, JAKARTA - Internal Partai Demokrat sedang bergejolak. Hal ini ditandai oleh penonaktifan Ruhut Sitompul dari posisi koordinator juru bicara partai yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Ruhut mengatakan sudah dipanggil Yudhoyono untuk membicarakan hal tersebut.

Mantan Presiden telah memberikan memo khusus kepada anggota Komisi III DPR tersebut dengan judul Tugas untuk Bung Ruhut Sitompul.

Memo dari Yudhoyono terdiri dari tujuh poin. Dia meminta keputusan ini dilaksanakan sebaik-baiknya.

Berikut ini isi tujuh poin surat dari SBY:

Satu, tetap aktif dan kritis di Komisi III DPR, terutama dalam penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan komunikatif dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat.

Dua, lebih aktif dalam jabatan di DPP sebagai Koordinator Polhukam, para ketua departemen (dibawah koordinasi Ruhut) harus lebih digalakkan.

Ketiga, mengimplementasikan sikap politik Partai Demokrat yang nonblok dan tidak masuk koalisi. Serta, mendukung kebijakan pemerintah yang tepat dan prorakyat.

Keempat, menyangkut isu politik yang sangat sensitif dan berkaitan dengan Partai Demokrat, harus lebih memahami posisi Partai Demokrat, lebih aktif.

Kelima, berkaitan dengan penataan kembali pengurus Partai Demokrat dalam proses ke depan, tim jubir akan dipimpin langsung oleh SBY.

Keenam, harus lebih fokus laksanakan tugas tersebut. Ruhut diharapkan tetap kritis dan aktif dengan sikap dan kebijakan ketum, jika ada yang ingin dikonfirmakasikan agar langsung hubungi ketum atau sekjen atau ketua fraksi.

Ketujuh, keputusan ini untuk dilaksanakan dan sukses selalu.

Hingga saat ini belum jelas kenapa Yudhoyono mengganti Ruhut. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan tidak tahu secara persis kenapa Ruhut mendadak dinonaktifkan.

Tapi menurut dia, keputusan itu tak terkait dengan sikap Ruhut yang menjadi pendukung Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di pilkada Jakarta periode 2017-2022, meskipun Demokrat belum bersikap.

"Tentunya bukan karena satu faktor (Ruhut dukung Ahok), ada beberapa faktor. Saya juga tidak begitu jelas," tuturnya.(*)

Liputan  : Piterson.
Editor    : Robinsar Siburian.
Kategori: Politik.

BERITA TERKAIT