delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Warkop - Kafe jadi Ajang Loby 

Pekanbaru - Akhir akhir ini pelanggan di warung kopi (Warkop) dan kafe nongkrong dibanyak tempat duduk diam memegang ponselnya, sepertinya tampak gejala pada frustasi.

Kedai kopi bukan sekadar tempat untuk menikmati kopi, terlihat gejalanya pelanggan duduk memegang ponselnya di ruang publik yang membebaskan itu pada tingkat frustrasi dan merasa kecewa melihat kondisi perekonomian sekrang ini.

Di kedai kopi Aceh jalan Paus Pekanbaru misalnya, saban hari hingga larut malam warga Pekanbaru baik tua dan muda memenuhi warkop yang memiliki khas kopi gayo itu.

Beraneka etnis warga tumpah di warkop, pelanggan tak bersuara asyik dengan ponselnya. "Saya sudah (sering) duduk di sini, kopi nya enak dan terasa kopi asal aceh," kata salah satu pejabat asal daerah Inhil yang tak mau disebutkan namanya ini.

Kedai kopi memang menjadi ruang rileks dan ruang pertemuan bagi warga yang multikultur, kata H Darmawi Aris SE, Ketua Lembaga Melayu Riau (LMR) menyikapi. "Konsumen datang ke kedai kopi itu karena di situlah tempat tenang untuk dan melepaskan rasa gundah sekaligus kemungkinan 

Sementara Dani (39), salah satu karyawan di bank Mandriri yang juga warga Pekanbaru bersama teman-temannya disaat jam istrahat siang hari mengaku datang ke warung kopi itu untuk berbagai urusan. "saya bersama teman-teman nongkrong di jam istrahat siang ini sambil melepaskan lelah dan ingin rilek sebenatr," kata Dani.

Di warung kopi ia bisa tertawa, bebas berbicara, juga ingin sekaligus mencicipi rasa nikmat kopi aceh, sebutnya. "Minumnya sebenarnya tidak seberapa, tetapi gembiranya itu yang dicari. Banyak kawan baru di sini. Kata orang, yang suka berada di warung kopi biasanya lebih panjang umur," kata Dani.

Lain lagi Warkop diseputaran jalan Hangtuah. Warkop Acong dilokasi jalan ini terbilang selalu ramai pelanggan. Begitu juga Warkop Kimteng, warung kopi ini tak jauh dari perkotaan menjadi tempat nongkrong dan bekerja para jurnalis dari puluhan media cetak ataupun elektronik di Pekanbaru.

Meskipun saban harinya terlihat ramai dan dekat dengan Mesjid Agung An Nur para jurnalis terlihat senang duduk di Warkop tidak pernah terganggu. Laptop-laptop berjejeran di atas meja. Apalagi jaringan internet berbayar dipasang dan kantor Telkom juga berada disekitar jalan Hangtuah - Jenderal sudirman ini membuat jurnalis betah berjam-jam.

Bahkan, para pejabat tak sedikit turut singgah di lokasi Warkop jalan Hangtuah jika ingin bertemu para jurnalis.

Budaya agraris

Seorang teman Pemerhati Sosial Osamah Khan ST MT mengatakan, tradisi menjadikan warung kopi belakangan dekade tiga tahun terkahir ini di Pekanbaru sebagai ruang publik tak lepas dari predikat Pekanbaru menuju sebagai kota Wisata.

"Kafe-kafe di Kota Pekanbaru mulai populer sejak tiga tahun terakhir di duga turut memengaruhi budaya di Pekanbaru. Saya kira pelanggan duduk di Warkop dan kafe bukan sepenuhnya karena stress. Ada juga yang datang untuk melepaskan lelah dari penat bekerja, ingin rileks dan ada juga ingin menambah banyak teman," terangnya

Para profesional kantoran, jurnalis, pengusaha muda dari berbagai daerah menjadi pelanggan kedai kopi dan kafe di Kota Pekanbaru, termasuk Kedai Kopi di sekitaran jalan Hangtuah itu, urainya.

Menurut Osamah lagi, warkop maupun kafe kini sebagai ruang pubik juga dipengaruhi tradisi masyarakat perkotaan menjadikan ruang pertemuan di negeri Melayu ini.

Sementara Ir Ganda Mora aktivis menilai, warung kopi sebagai bagian dari budaya agraris. "Dahulu masyarakat sebelum ke ladang atau saat istirahat, petani biasanya singgah di kedai minum kopi. Di kedai kopi itu alih ilmu para tua-tua kepada anak muda dan pertukaran informasi terjadi," katanya menceritakan sedikit asal muasalnya.

Saat informasi bisa diperoleh dengan menyentuh telepon pintar, pertemuan tatap muka tetap tidak tergantikan. Di kedai kopi warga di Kota Pekanbaru bertemu, saling sapa, bekerja, juga tertawa.

Dia pun tak setuju disebutkan pelanggan datang di Warkop atau kafe tergolong 'orang frustasi'. Warkop dn kafe bisa menjadi tempat silaturahmi, memperbanyak teman, dan ajang loby berbagai keperluan.

Sedangkan kehadiran warkop dan kafe membuat penggunaan HP meningkat pesat. "Hampir semua kalangan masyarakat memiliki HP. Pada masyarakat modern, HP sudah menjadi sebuah kebutuhan primer," jelasnya. (kam/*).
 

BERITA TERKAIT