delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Chevron Optimalkan Produksi Minyak Blok Rokan

Okeline, Pekanbaru - Seperti disebutkan, Yanto Sianipar, Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia, perusahaan migas akan memaksimalkan produksi minyak pada Blok Rokan, dengan biaya efisien mungkin.

Dibeeberapa media ia menerangkan, produksi minyak siap jual (lifting) blok tersebut mencapai 256 ribu bph pada tahun 2016 lalu. "Chevron tetap pada komitmennya untuk produksi Rokan semaksimal mungkin dengan biaya seefisien mungkin," kata Yanto, di Kantor CPI, Jakarta, Selasa.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut akan bekerja optimal dalam memproduksi minyak dari blok saat ini yang menjadi tulang punggung produksi minyak Indonesia, "dengan begitu dapat memberi manfaat bagi negara dan masyarakat Riau. Meski masa kontrak Chevron akan habis pada September 2021," urainya.

"Kami ingin sekali Rokan berkinerja optimum dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi Indonesia dan masyarakat Riau, terutama dalam hal kinerja produksi dan biaya operasional," kata dia.

Dia mengakui sebelumnya, Presiden Eksplorasi dan Produksi Chevron Asia Pasific Steve W. Green sudah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), untuk membahas perpanjangan blok tersebut. Menurut Yanto sebelumnya, Chevron sudah 90 tahun lebih beroperasi di Indonesia dan ingin meneruskan kerja sama dengan pemerintah.

"Chevron ingin tetap bekerja sama dengan pemerintah untuk menghasilkan energi yang aman, handal dan efisien untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata dia.

Yanto tak menepis jika dalam pertemuan tersebut, Steve dan JK membahas soal perpanjangan kontrak bagi hasil produksi atau Production Sharing Contract (PSC) Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau.

Diketahui, Chevron mengelola blok Rokan sejak 1971 dengan luas wilayah 6.264 kilometer (km) persegi. Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), lifting dari Blok Rokan mencapai 256,4 ribu barel per hari (bph), atau 31,3 persen dari total lifting nasional sebesar 817,9 ribu bph per semester I 2016.

Sementara itu, Chevron menargetkan lifting minyak sebesar 228,91 ribu bph pada tahun ini, atau menurun 8,79 persen. "Apa yang kami sampaikan adalah kami sedang terus beroperasi sebaik-baiknya dalam masa kontrak sekarang. Kami sudah menunjukkan komitmen dengan baik untuk kontrak, yang sekarang untuk Rokan. Jadi kami sudah terus berusaha untuk memenuhi harapan pemerintah dalam kontrak Rokan sekarang ini. itu yang kita sampaikan pada Pak Jusuf Kalla," ucap Yanto.

Sebelumnya, Direktur Utama PT CPI, Albert Simanjuntak mengaku di Minas produksi kumulatif dari awal produksi sampai saat ini 4,5 miliar barel. "Sekarang hariannya, 40.000 barel per hari. Pernah mencapai puncaknya 1 juta barel per hari tahun 1980-an, dan mencapai puncaknya lagi di 2007 dengan produksi 4,5 juta barel per hari," ujar.

Sukamto, Manajer Operasi South CPI, menjelaskan kapasitas produksi harian di Lapangan Minas sendiri saat ini mencapai 45.000 barel per hari. Saat produksi puncak di tahun 1970-an, produksi harian sumur-sumur di Minas ini bahkan menembus 1 juta barel per hari.

Dia mengaku produksi minyak terus menyusut dari tahun ke tahun. Di Minas ada 900 sumur minyak, beberapa memang sudah tak aktif, sementara untuk sumur injeksi ada 300 sumur. Kita setiap hari suntikkan 6,5 juta barel air per hari sehingga minyak bisa terdorong naik, terang Sukamto belum lama ini pada media.

Diungkapkan Sukamto, Lapangan Minas sendiri juga menghasilkan gas alam. Produksi gas tersebut terbilang kecil, sehingga hanya dipakai untuk kebutuhan pembangkit listrik milik CPI sendiri. Dengan kandungan minyak mencapai 6 miliar barel. Lapangan Minas jadi sumber blok minyak terbesar di Asia Tenggara.

"Gas memang kecil, hanya setara minyak 1.500 barel per hari. Itu kita pakai untuk pembangkit kita sendiri. Tahun ini belum ada tambahan sumur baru, kita review menambah sumur baru di 2017 untuk peningkatan produksi," ujar Sukamto.

Lapangan Minas pertama kali ditemukan pada 1939 oleh Geolog Amerika Serikat, Walter Nygren. Dengan pengeboran pertama pada tahun 1940 dengan produksi awalnya 2.000 barel per hari oleh perusahaan Amerika Serikat, Caltex yang kemudian berubah menjadi Chevron. Saat ditemukan, kandungan minyaknya mencapai 6 miliar barel. (kbr.s/***)
 

BERITA TERKAIT