delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Lihat Jenderal Gatot, Reinkarnasi Jenderal Sudirman

Okeline, Nasional - H Darmawi Aris SE, Badan Pekerja Nasional Indonesian Coruption Investigation (ICI) menilai melihat sosok mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang penuh kesederhanaan mirip reinkarnasi Panglima Besar Jenderal Soedirman.

"Jenderal Gatot Nurmantyo juga dikenal berjuang tak kenal menyerah, rela berkorban demi bangsa dan negara. Ini yang harus ditiru," kata Darmawi Aris, Senin (26/2/2018) dikontak ponselnya yang dirinya sedang berada di Jakarta.

Menurut Darmawi, Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memang dianggap pesaing keras Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden 2019, karena sejumlah survei masih menempatkan Gatot Nurmantyo dalam posisi teratas mendampingi Jokowi. Jenderal Gatot Nurmantyo merupakan sosok yang sangat sederhana. Ia menyatu dengan para prajurit, bahkan tidak menampakan diri bahwa ia adalah seorang Panglima.

Jenderal Gatot Nurmantyo memiliki sajumlah sifat unggul yang seharusnya bisa ditiru generasi muda yaitu semangat nasionalisme yang tinggi, disiplin, ulet dan pantang menyerah. Selain itu juga memiliki ketaqwaan dan keimanan yang tinggi. "Pak Gatot Nurmantyo itu disiplin sejak muda," katanya.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960; adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017). Sebelumnya, Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Pada bulan Juni 2015, ia diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya.

Gatot bersama tokoh pemerintahan lainnya beserta para aktivis sosial bergabung dalam aksi untuk mendukung toleransi beragama selama periode unjuk rasa di Jakarta pada bulan November 2016. Bersama dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Tito Karnavian dan aktivis Islam seperti Yenny Wahid, mereka menggalang dukungan untuk persatuan antar agama sebagai penyeimbang dari aksi unjuk rasa yang digelar sebelumnya terhadap Gubernur DKI Jakarta beragama Kristen keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama yang diwarnai elemen intoleransi dan Sinofobia. (kbr.s/***)

BERITA TERKAIT