Oknum Kadus di Pelalawan Aniaya Siswa SMP

Nasib Bahroy Al Umum memang kurang mujur, Rabu sore pekan lalu, anak usia 12 tahun ini mesti menerima bogem mentah dari oknum Kepala Dusun Pangkalan Delik, Ismadi alias Jais, hingga wajahnya luka parah.
Tidak dipukul oknum Kadus, Bahroy bahkan dilempar ke semak-semak oleh Ismadi dan meninggalkannya disana begitu saja. Sehingga Bahroy mengalami luka koyak dan bengkak pada pelipis mata sebelah kirinya. Akibat korban kesulitan untuk melihat. Bahkan memar akibat pukulan membuat bagian mata warna putih menjadi merah. Korban harus mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif dari dokter.
Bahroy yang didampingi ayahnya, MT Siregar bercerita tentang kejadian keji yang dilakukan aparat desa, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Rabu sore lalu di lapangan sepak bola dusun Pangkalan Delik Desa Delik Kecamatan Pelalawan, yang
merupakan tempat tinggal mereka. Seperti biasa warga desa berkumpul dan bermain bola di lapangan tersebut, untuk mengisi waktu luang dengan berolahraga. Oknum Kadus itu ikut bermain bersama Bahroy dengan teman-teman sejawatnya, dengan posisi kedunya berada pada tim yang berlawanan.
Memang cukup aneh orang berusia 45 tahun bergabung dengan anak berumur 12 tahun dalam bermain bola, namun keanehan itu juga sudah acapkali terjadi. Bermain selama 30 menit pertama, belum terjadi pertanda penganiayaan itu dan permainan lancar. Tibaa pada babk kedua, mulai tampaak sikut menyikut antara kedua lelaki yang terpaut usia hingga 30 tahun ini. Berawal dari ketidaksengajaan Bahroy menendang kaki oknum kadus tersebut, saat mengambil bola dan dibalas secara berkali-kali
oleh Jais kepada orang yang layaknya disangninya sebagai nak itu.
"Memang awalnya saya yang nendang kakinya pas mau ngambil bola. Dia langsung masrah dan memaki saya dan kembali bermain bola. Dia terus membalas dengan menendang kaki berkali-kali, meskipun bola sudah ku lepas. Saat ku tanya kenapa bermain kasar, dia malah menyumpahin sambil menghatakan mampus," ungkap Bahroy.
Siswa kelas satu SMP ini masih berniat untuk melanjutkan permainan dan tidak memperdulikan kelakuan Jais hingga permainan usai. Disaat semua orang sudah pulang ke rumah, Jais memanggil Bahroy dan menjumpainya. Belum sempat anak itu bertanya, Jais langsung menonjok wajah anak yang belia tersebut sampi dia terpental dan roboh. Belum usai rasa sakit yang ditahannya, Kadus itu kembali mengangkat tubuh Bahroy dan mencampakkannya ke semak yang ada dipinggir lapangan. Setelah itu
pelaku pergi begitu saja.
Untung ada seorang pemuda yang bernama Iman yang juga warga desa serupa, menyelamatkannya dan menyuruh pulang. Dalam perjalanan menuju kediamannya, korban kembali bertemu dengan pelaku disalah satu kedai. Bukan kata maaf yang diberikan tersangkan, malah kembali mengancam si anak dan mengatakan jika kembali melawan akan dipukul lagi.
“saya langsung lari pulang ke rumah dan mengadu kepada bapak, kalau saya dipukul. Saya menunjukan orangnya dan tempat dimana dia berada," katanya.
Pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib, agar ditangani sesuai hokum yang berlaku. Pertama Siregar membawa anaknya ke Polsubsektor Langgam untuk melapor. Kemudian oleh polisi, mereka dibawa langsung ke Polres dan membuat laporang pengaduan.
“Anak saya langsung divisum untuk melengkapi data pengaduan dan anggota buser lanmgsung turun ke desa untuk menegejar pelkku tetapi tidak dapat. Dia bersembunyi di rumah keluarganya disekitar kampung, supaya tidak sama polisi. Memang dari dulu orangnya bandal dan selalu merasa hebat. Semua orang tahu sifat dia itu,” tutur Siregar.
Menurut dia, anaknya mendapat empat jahitan pada pelipis mata oleh dokter yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih.**/bs
Tidak dipukul oknum Kadus, Bahroy bahkan dilempar ke semak-semak oleh Ismadi dan meninggalkannya disana begitu saja. Sehingga Bahroy mengalami luka koyak dan bengkak pada pelipis mata sebelah kirinya. Akibat korban kesulitan untuk melihat. Bahkan memar akibat pukulan membuat bagian mata warna putih menjadi merah. Korban harus mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif dari dokter.
Bahroy yang didampingi ayahnya, MT Siregar bercerita tentang kejadian keji yang dilakukan aparat desa, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Rabu sore lalu di lapangan sepak bola dusun Pangkalan Delik Desa Delik Kecamatan Pelalawan, yang
merupakan tempat tinggal mereka. Seperti biasa warga desa berkumpul dan bermain bola di lapangan tersebut, untuk mengisi waktu luang dengan berolahraga. Oknum Kadus itu ikut bermain bersama Bahroy dengan teman-teman sejawatnya, dengan posisi kedunya berada pada tim yang berlawanan.
Memang cukup aneh orang berusia 45 tahun bergabung dengan anak berumur 12 tahun dalam bermain bola, namun keanehan itu juga sudah acapkali terjadi. Bermain selama 30 menit pertama, belum terjadi pertanda penganiayaan itu dan permainan lancar. Tibaa pada babk kedua, mulai tampaak sikut menyikut antara kedua lelaki yang terpaut usia hingga 30 tahun ini. Berawal dari ketidaksengajaan Bahroy menendang kaki oknum kadus tersebut, saat mengambil bola dan dibalas secara berkali-kali
oleh Jais kepada orang yang layaknya disangninya sebagai nak itu.
"Memang awalnya saya yang nendang kakinya pas mau ngambil bola. Dia langsung masrah dan memaki saya dan kembali bermain bola. Dia terus membalas dengan menendang kaki berkali-kali, meskipun bola sudah ku lepas. Saat ku tanya kenapa bermain kasar, dia malah menyumpahin sambil menghatakan mampus," ungkap Bahroy.
Siswa kelas satu SMP ini masih berniat untuk melanjutkan permainan dan tidak memperdulikan kelakuan Jais hingga permainan usai. Disaat semua orang sudah pulang ke rumah, Jais memanggil Bahroy dan menjumpainya. Belum sempat anak itu bertanya, Jais langsung menonjok wajah anak yang belia tersebut sampi dia terpental dan roboh. Belum usai rasa sakit yang ditahannya, Kadus itu kembali mengangkat tubuh Bahroy dan mencampakkannya ke semak yang ada dipinggir lapangan. Setelah itu
pelaku pergi begitu saja.
Untung ada seorang pemuda yang bernama Iman yang juga warga desa serupa, menyelamatkannya dan menyuruh pulang. Dalam perjalanan menuju kediamannya, korban kembali bertemu dengan pelaku disalah satu kedai. Bukan kata maaf yang diberikan tersangkan, malah kembali mengancam si anak dan mengatakan jika kembali melawan akan dipukul lagi.
“saya langsung lari pulang ke rumah dan mengadu kepada bapak, kalau saya dipukul. Saya menunjukan orangnya dan tempat dimana dia berada," katanya.
Pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib, agar ditangani sesuai hokum yang berlaku. Pertama Siregar membawa anaknya ke Polsubsektor Langgam untuk melapor. Kemudian oleh polisi, mereka dibawa langsung ke Polres dan membuat laporang pengaduan.
“Anak saya langsung divisum untuk melengkapi data pengaduan dan anggota buser lanmgsung turun ke desa untuk menegejar pelkku tetapi tidak dapat. Dia bersembunyi di rumah keluarganya disekitar kampung, supaya tidak sama polisi. Memang dari dulu orangnya bandal dan selalu merasa hebat. Semua orang tahu sifat dia itu,” tutur Siregar.
Menurut dia, anaknya mendapat empat jahitan pada pelipis mata oleh dokter yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih.**/bs