delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Makam Marhum Pekan Masih Dipadati Peziarah

Okeline, Pekanbaru - Kepadatan peziarah masih terlihat meskipun libur lebaran sudah usai. Para peziarah dari sejumlah daerah masih memadati Makam Marhum Pekan terletak di Jalan Mesjid Raya, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau.

Para peziarah masih terlihat meskipun libur Lebaran sudah usai. Berdasarkan pantauan pada Jumat (22/6) tangga pintu masuk menuju Makam Marhum Pekan dipadati pengunjung yang memilih berjalan kaki karena penyedia jasa ojek banyak yang libur. Komplek makam ini pun terlihat masih terawat dengan baik.

Komplek makam Marhum Pekan ditetapkan melalui UU No.11 tahun 2010, sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilindungi keberadaannya. Semula orang lebih mengenal kawasan ini dengan sebutan perkuburan Mesjid Raya atau Kuburan Raja.

Tahun 2004, namanya diubah menjadi Komplek Makam Merhum Pekan. Komplek Makam Merhum Pekan merupakan komplek pemakaman dari pendiri Kota Pekanbaru bersama keluarga dan kerabat dekatnya. Mereka yang dimakamkan di kawasan ini berasal dari keluarga Kerajaan Siak yang kemudian memerintah di Pekanbaru. Objek wisata Komplek Makam Merhum Pekan menjadi salah satu kawasan wisata sejarah yang banyak dikunjungi orang karena memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi atas keberadaan Pekanbaru sebagai ibu kota dari Provinsi Riau.

Ada beberapa makam yang ada di bangunan kompleks pemakaman tersebut, diantaranya adalah:

  1. Makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Marhum Pekan). Marhum Pekan merupakan sultan ke-5 Kerajaan Siak, dikenal sebagai pendiri Kota Pekanbaru dimana sebelumnya telah dirintis oleh ayah beliau, yakni sebuah pekan atau pasar yang ramai dan kemudian menjadi cikal bakal didirikannya Kota Pekanbaru.
  2. Makam Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit) Dikenal juga dengan nama Sultan Alam, atau Tengku Alam atau Raja Alam yang merupakan sultan ke-4 Kerajaan Siak atau ayahanda dari Merhum Pekan. Ia memindahkan Kerajaan Siak dari Mempura ke Bukit Senapelan (Kampung Bukit) yakni pada tahun 1762.
  3. Makam Sayid Osman Sahabuddin (Marhum Barat) Merupakan menantu dari Raja Alam, ia dikenal sebagai salah seorang panglima Kerajaan Siak sekaligus ulama terkemuka kerajaan. Istrinya bernama Tengku Embong Badariah. Keturunan dari Marhum Barat inilah yang banyak menjadi sultan di Siak dan raja di Pelalawan. Keturunan Arab Marhum Barat langsung bernasab dengan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah puteri Rasulullah.
  4. Makam Sultanah Khodijah atau Daeng Tijah (Istri Marhum Bukit) Sultanah Khodijah merupakan keturunan Opu-Opu Bugis yang berkuasa di Kerajaan Riau Lingga. Sebagai seorang istri sultan, beliau aktif menggantikan sultan apabila sultan sedang tidak di tempat. Atas dasar itulah ia mendapatkan gelar Sultanah yang berlaku di Kerajaan Siak. Dalam sejarah Kerajaan Siak, tercatat hanya ada dua permaisuri saja yang mendapatkan gelar sultanah tersebut.
  5.  Makam Tengku Embong Badariah (Istri Marhum Barat) Tengku Embong Badariah yang merupakan istri dari Sayyid Osman juga dimakamkan bersama di tempat tersebut.
  6. Makam Sayid Zen Al Jufri/ Tengku Pangeran Kesuma Dilaga Sayid Zen Al Jufri dikenal sebagai salah seorang panglima perang Kerajaan Siak pada masa pemerintahan Raja Siak ke 7 dan 8. Ia sekaligus juga merupakan cucu dari Sultan Alam dari anak yang bernama Tengku Hawi/Hawa yang menikahi Sayid Sech AL Jufri

Edy Gunawan, salah seorang peziarah dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengaku sengaja datang ke Makam Marhum Pekan setelah lebaran karena aktivitas kerja belum normal kembali.

"Musim libur seperti sekarang kami berniat bersama anggota rombongan untuk berziarah., berziarah untuk mendapatkan berkah karena masih bernuansa lebaran dan sebagian besar juga masih liburan," ujarnya.

Ia mengakui semua objek wisata saat liburan seperti sekarang memang padat pengunjung. Untuk itu, lanjut dia, keluarga sepakat untuk berziarah ke Makam Marhum Pekan, selain berziarah juga ingin berwisata religi.

Ridwan, petugas penjaga kotak infak di pintu gapura menuju Makam Marhum Pekan mengungkapkan bahwa peziarah mulai memadati kompleks makam sejak Ramadhan hingga kini. Tahun lalu, lanjut dia, peziarah justru telah memadati makam sejak Lebaran pertama.

Ia memperkirakan jumlah peziarah setiap harinya bisa mencapai ratusan peziarah. Peziarah yang datang ke komplek ini, kata dia, tidak hanya dari masyarakat lokal, melainkan dari berbagai daerah di Tanah Air. "Setelah lebaran ketupat, jumlah pengunjung berangsur berkurang karena aktivitas kerja juga sudah mulai normal kembali," ujarnya.

Setiap ada kesempatan liburan, kata dia, masyarakat memang banyak yang memanfaatkan kesempatan untuk berziarah ke Makam Marhum Pekan. (kbr.ron/*)

BERITA TERKAIT