Kalapas Pekanbaru Kecolongan, 3 Napi dan Sipir LP Digrebek BNN

Tepatnya Minggu (1/4/12), malam sekitar pukul 22.00 WIB, Tim gabungan BNN (Badan Narkotika Nasional) Pusat yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM, Deny Indrayana. Berhasil membekuk tiga orang napi berinisial JT (30), JN (31), DY (28), serta satu orang Sipir BNG (28). Saat sedang asyik mengkonsumsi Narkoba jenis Shabu-shabu di dalam ruangan kerjanya Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas I A Pekanbaru.
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan, dari salah seorang Sipir jaga yang pada malam itu sedang piket malam dan meminta agar identitasnya disembunyikan. Mengungkapkan, Inspeksi mendadak yang dilakukan Tim BNN dan Deny Indrayana itu, langsung memukul mental para Sipir jaga.
Sehingga para sipir yang piket malam itu tidak mampu berbuat banyak, kecuali hanya berdiri tegak dan terpaku diam, disaat belasan anggota tim gabungan yang terdiri dari BNN, Mabes Polri dan Kemenhum itu. Bergegas masuk kedalam Lembaga Pemasyarakatan, serta memeriksa satu persatu ruangan kerja hingga sel tahanan.
Alhasil, Sipir BNG beserta ketiga napinya yang sedang asyik di dalam ruangan kerja, langsung kaget saat pintu ruangannya digedor paksa oleh tim gabungan yang langsung memboyong mereka keluar ruangan. Serta memeriksa dan menyita barang bukti berupa bong dan satu paket shabu-shabu ukuran sedang.
"Setelah pintu ruangan itu(ruangan kerja BNG-red) dibuka dari dalam, tim langsung menggelandang mereka ber empat dan membawa dua unit bong serta satu paket shabu." terangnya.
Sementara pihak LP Klas I A Pekanbaru saat dikonfirmasi terkait penangkapan itu, melalaui Kepala Lembaga Pemasyarakatan (KALAPAS) Agus Toyip dan juga Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Bejo. Terkesan menghindar dari awak media, bahkan petugas sipir yang sedang piket Senin (2/4/12) siang juga ikut-ikutan menghindari wartawan.
"Tiga warga binaan Lapas Pekanbaru merupakan target utama Menkumham RI. Selain warga binaan, Wamen juga menyeret seorang pegawai Lapas," kata Kepala Kantor Wilayah Menkumham Riau, Djoni Muhammad di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, kedatangan Wamen langsung ke Lapas Pekanbaru merupakan gerakan yang memang tidak dikoordinasikan sebelumnya.
"Bahkan kami baru tahu informasi ini pukul 07.00 WIB, setelah Wamen berada di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II untuk langsung terbang ke Jakarta dengan pesawat carter," katanya.
Namun informasi yang di dapat, demikian Djoni, kedatangan Wamen bukan untuk penggerebekan atau sidak mengenai Narkoba, melainkan kasus pencucian uang dari hasil Narkoba yang diduga melibatkan tiga napi.
"Selain tiga napi, benar Wamen juga membawa seorang pegawai Lapas yang diduga juga terlibat sebagai pemberi fasilitas atau perantara. Dia (staf-red) adalan pegawai non` struktural," katanya.
Ketiganya menurut Djoni, juga diindikasikan terlibat kasus-kasus di Jakarta. Namun terhadap sejumlah target tersebut juga sekaligus dilakukan tes urine.
Dari hasil razia yang dipimpin langsung oleh Denny Indrayana tersebut, dikabarkan juga hanya disita barang bukti satu unit "handphone" yang diduga difungsikan sebagai alat komunikasi terselubung di dalam Lapas.
Ditanya mengenai adanya temuan Narkoba dalam razia tersebut, Djoni mengakui tidak mendapatkan informasi tersebut.
"Informasi sementara, tidak ada Narkoba yang ditemukan. Namun pastinya kami kurang begitu jelas karena razia memang dilakukan secara dadakan tanpa koordinasi sebelumnya," katanya.
Dari tes urine itu, demikian Djoni, juga belum diketahui hasilnya mengingat pengujian langsung dilakukan oleh pihak BNN Pusat yang terjun langsung bersama Wamen.
"Saya sebagai Kepala Kanwil Riau sebagai perwakilan di daerah tidak dilibatkan. Jadi memang segala informasi yang saya dapat hanya seadanya," kata Djoni.
Hingga berita_oke ini dipublikasikan, belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak LP Klas I A Pekanbaru ataupun Kantor Wilayah Hukum dan HAM, Riau Kepri kepada media.**Edyson/anw
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan, dari salah seorang Sipir jaga yang pada malam itu sedang piket malam dan meminta agar identitasnya disembunyikan. Mengungkapkan, Inspeksi mendadak yang dilakukan Tim BNN dan Deny Indrayana itu, langsung memukul mental para Sipir jaga.
Sehingga para sipir yang piket malam itu tidak mampu berbuat banyak, kecuali hanya berdiri tegak dan terpaku diam, disaat belasan anggota tim gabungan yang terdiri dari BNN, Mabes Polri dan Kemenhum itu. Bergegas masuk kedalam Lembaga Pemasyarakatan, serta memeriksa satu persatu ruangan kerja hingga sel tahanan.
Alhasil, Sipir BNG beserta ketiga napinya yang sedang asyik di dalam ruangan kerja, langsung kaget saat pintu ruangannya digedor paksa oleh tim gabungan yang langsung memboyong mereka keluar ruangan. Serta memeriksa dan menyita barang bukti berupa bong dan satu paket shabu-shabu ukuran sedang.
"Setelah pintu ruangan itu(ruangan kerja BNG-red) dibuka dari dalam, tim langsung menggelandang mereka ber empat dan membawa dua unit bong serta satu paket shabu." terangnya.
Sementara pihak LP Klas I A Pekanbaru saat dikonfirmasi terkait penangkapan itu, melalaui Kepala Lembaga Pemasyarakatan (KALAPAS) Agus Toyip dan juga Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Bejo. Terkesan menghindar dari awak media, bahkan petugas sipir yang sedang piket Senin (2/4/12) siang juga ikut-ikutan menghindari wartawan.
"Tiga warga binaan Lapas Pekanbaru merupakan target utama Menkumham RI. Selain warga binaan, Wamen juga menyeret seorang pegawai Lapas," kata Kepala Kantor Wilayah Menkumham Riau, Djoni Muhammad di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, kedatangan Wamen langsung ke Lapas Pekanbaru merupakan gerakan yang memang tidak dikoordinasikan sebelumnya.
"Bahkan kami baru tahu informasi ini pukul 07.00 WIB, setelah Wamen berada di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II untuk langsung terbang ke Jakarta dengan pesawat carter," katanya.
Namun informasi yang di dapat, demikian Djoni, kedatangan Wamen bukan untuk penggerebekan atau sidak mengenai Narkoba, melainkan kasus pencucian uang dari hasil Narkoba yang diduga melibatkan tiga napi.
"Selain tiga napi, benar Wamen juga membawa seorang pegawai Lapas yang diduga juga terlibat sebagai pemberi fasilitas atau perantara. Dia (staf-red) adalan pegawai non` struktural," katanya.
Ketiganya menurut Djoni, juga diindikasikan terlibat kasus-kasus di Jakarta. Namun terhadap sejumlah target tersebut juga sekaligus dilakukan tes urine.
Dari hasil razia yang dipimpin langsung oleh Denny Indrayana tersebut, dikabarkan juga hanya disita barang bukti satu unit "handphone" yang diduga difungsikan sebagai alat komunikasi terselubung di dalam Lapas.
Ditanya mengenai adanya temuan Narkoba dalam razia tersebut, Djoni mengakui tidak mendapatkan informasi tersebut.
"Informasi sementara, tidak ada Narkoba yang ditemukan. Namun pastinya kami kurang begitu jelas karena razia memang dilakukan secara dadakan tanpa koordinasi sebelumnya," katanya.
Dari tes urine itu, demikian Djoni, juga belum diketahui hasilnya mengingat pengujian langsung dilakukan oleh pihak BNN Pusat yang terjun langsung bersama Wamen.
"Saya sebagai Kepala Kanwil Riau sebagai perwakilan di daerah tidak dilibatkan. Jadi memang segala informasi yang saya dapat hanya seadanya," kata Djoni.
Hingga berita_oke ini dipublikasikan, belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak LP Klas I A Pekanbaru ataupun Kantor Wilayah Hukum dan HAM, Riau Kepri kepada media.**Edyson/anw