delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Aparat Manado Gagalkan Penyelundupan 5,5 Ton Minyak Tanah


Aparat gabungan dari Korem 1301 Santiago Manado dan Polresta Manado menggerebek usaha penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) tanah bersubsidi, Minggu (15/12/2013). Saat digerebek minyak tersebut diangkut melalui Kapal Motor (KM) Karya Indah yang berlayar dari Talaud menuju Pelabuhan Manado.

Dari penggrebekan itu, aparat menyita sekitar 5,5 ton minyak tanah serta ratusan botol minuman beralkohol dari Filipina. Adapun minyak tanah tersebut diisi dalam galon plastik ukuran 25 liter yang kemudian disamarkan dengan cara membungkusnya dalam karung plastik dan diisi di dalam dos. "Ada sekitar 220 galon yang disita," ujar Kapolresta Manado, Kombes Sunarto yang ikut dalam operasi tersebut.
 
Informasi awal menyebutkan, ada 160 galon minyak tanah yang diangkut dari pelabuhan Beo, Talaud, Sabtu (14/12/2013) sore. Sumber memberita_okehukan bahwa galon minyak tanah yang telah disamarkan tersebut ditaruh di dalam beberapa toilet yang ada di dek satu dan dua kapal. Toilet itu kemudian dikunci agar tidak diketahui oleh penumpang.
 
Diduga, informasi akan adanya penggrebekan sudah bocor terlebih dahulu. Buktinya, sewaktu aparat gabungan naik ke atas kapal yangbersandar di dermaga Pelabuhan Manado, petugas hanya mendapati beberapa galon BBM di dalam toilet. Namun aparat yang tidak ingin terkecoh lalu memeriksa semua ruang kapal. Ternyata sewaktu di tengah laut, galon-galon minyak tanah itu telah dipindahkan dan disembunyikan di berbagai ruangan di kapal.
 
Dari ruang palka belakang terdapat puluhan galon yang ditumpuk bersama gabus pendingin. Di palka depan, galon minyak tanah itu bahkan disisipkan di antara karung pala. Lalu, ruang mesin kapal pun dipakai untuk menyembunyikan galon-galon tersebut. Begitu pula dengan beberapa ruangan lainnya.
 
Hingga berita_oke ini diturunkan, polisi belum bisa menetapkan tersangka utama dari usaha penyelundupan minyak tanah tersebut. "Kami masih kembangkan, siapa pemilik utamanya. Kami juga akan memeriksa kapten kapal dan anak buah kapalnya," ujar Sunarto.
 
Beberapa kabupaten kepulauan di Sulut, termasuk Kabupaten Kepuluan Talaud belum melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji. Pertamina masih menyuplai minyak tanah bersubsidi ke Talaud. Diduga, minyak tanah yang disita tersebut merupakan jatah minyak tanah bersubsidi bagi warga Talaud yang kemudian dimasukkan lagi ke Manado secara ilegal.
 
Yul, salah satu warga Manado yang ditemui Wartawan di pelabuhan Manado mengakui bahwa mereka sering mendapat kiriman minyak tanah dari Talaud. "Di sini seliter harganya Rp 13.000, kalau di Talaud harganya Rp 7.000. Jadi kami sering minta dikirim dari sana. Ini saya mau jemput kiriman dari sana, tapi ikut disita," ujar Yul.
 
Selain minyak tanah, aparat ikut menyita ratusan botol minuman beralkohol yang diselundupkan dari Filipina. Minuman-minuman itu terdiri dari merk Bar Gin, Barocay dan Tanduay. Kini, barang bukti tersebut berada di Mapolresta Manado.
 
"Kami senang dengan operasi yang dilakukan aparat gabungan tersebut. Sebab itu, jatah kami warga Talaud. Di sini kami susah dapat minyak tanah, dijatah 5 liter tiap minggu per kepala keluarga. Minyak tanah menghilang karena mereka selundupkan lagi ke Manado," ujar Richter, warga Talaud melalui telepon.