delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

GRB Jakarta Bahas Masalah Riau Bersama DPD

Gerakan Riau Bersatu (GRB) melakukan pertemuan dengan anggota DPD asal Riau Abdul Gaffar Usman untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi Riau saat ini demi membangun masa depan Riau yang lebih baik. GRB sendiri merupakan organisasi yang memperjuangkan nasib masyarakat Riau.

Ketua GRB Firdaus mengatakan, organisasi GRB didirikan untuk memperjuangkan nasib masyarakat Riau, seperti penyerobotan lahan orang/ perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang selama ini sering terjadi di Riau.

"Kami melihat pemimpin yang ada di Riau sangat sibuk, akademisi sibuk, sehingga pemerintah Riau seolah-olah tidak peduli terhadap nasib warga. Kami yang duduk sebagai putra Riau, ada rasa kepedulian terhadap kondisi Riau, seperti saat ini soal asap dan kebakaran lahan," kata Firdaus saat bertukar pikiran dengan Gaffar Usman di Gedung DPD di Jakarta, Rabu (4/3).

Firdaus mengatakan, selama ini Riau sebagai negeri Melayu, bukan menjadi tuan di rumah sendiri. Dimana tambahnya, begitu banyak warga masyarakat mempunyai lahan, dan perkebunan besar harusnya membuat kerjasama dengan masyarkat setempat. Tapi sampai saat ini pemerintah hanya membiarkan.

"Kami berterima kasih kepada Pak Gaffar yang bersedia menyedikan waktunya menerima dan berdisukusi terkait Riau," ujarnya.

Untuk ke depan, sebutnya tujuan GRB untuk memperjuangkan masyarakat Riau, salah satunya lewat DPD. "Untuk itu kami meminta pembagian hasil yang adil dari perusahaan, hak ulayat dikembalikan. Selama ini CSR perusahaan besar tidak terealisasi dengan optimal karena tanpa ada yang mengontrol," ujarnya.

Abdul Gaffar Usman, menyambut baik diskusi ini. Menurutnya, gerakan ini akan memberikan hasil yang positif dan memberikan harapan yang optimis, karena tanpa pergerakan tidak akan ada sesuatu yang dihasilkan.

"Kelemahan kita selama ini, jika kita ingin menjadi orang baik akuilah kelemahan kita. Kalau kita ingin menjadi orang maju, harus mengubah kelemahan kita itu secara cepat dan tepat," ungkapnya.

Tambahnya, selain itu harus melakukan perbaikan ke arah yang tepat dan cepat. "Karena itu kita harus memilik sarana sebagia legitimacy sebagai magnet saling bersinegis," ungkapnya.**rl

BERITA TERKAIT