Polhut Pelalawan Diduga Main Mata, Dengan Pemilk Kebun Ilegal
Kebun yang ada dalam kawasan hutan dan bekas HPHTI di Pelalawan dijadikan ATM oleh oknum kehutanan, karena diduga pemilik kebun ini tidak memilik izin pelepasan hutan dari Menhut.
Pelalawan (KR) - Setelah dinas Kehutanan Pelalawan di tuding melakukan pungli di setiap Pos, kali ini mencuat pula kasus lain, dimana Kebun yang ada dalam kawasan hutan dan bekas HPHTI di Pelalawan dijadikan ATM oleh oknum kehutanan, karena diduga pemilik kebun ini tidak memilik izin pelepasan hutan dari Menhut RI.
Bukan itu saja menurut sumber, diduga setiap tahun ada anggaran dari APBD Pelalawan untuk patroli, namun patroli ini di nilai razia abal - abal karena mereka patroli hanya berpatroli di Pekanbaru, sementara hutan yang seharusnya di awasi dibiarkan di jadikan lahan sawit oleh perusahaan.
"Buktinya tak satupun pemilk lahan tampa izin tangkapan oleh Dishut Pelalawan ini, saya menduga mereka razia abal - abal dan merazia kebun yang di kota Pekanabaru," ujar sumber, Romel.
Menurut dugaan Romel biaya pengawasan hutan dari APBD ini terus dihabiskan oknum Pohut dan jajarannya, sementara para penjaga hutan ini malah tidak melakukan razia, sehingga kebun sawit yang diduga ilegal terus bermunculan.
"Saya duga pengembosan dana razia Polhut ini disunat berjamaah," Katanya.
Sementara sumber lain dari LSM Riau Madani menyebutkan pengawasan hutan oleh Polhut Pelalawan ini dinilai sangat lemah, buktinya pengeluaran angaran dari tahun sebelumnya terus terjadi, penegakan hukum oleh Polhut tidak ada, sementara pemilk kebun yang kuat dibiarkan merajalela dan yang lemah seperti kelompok tani warga di Gondai ditindak.
Ketika dikonfirmasi kepada Kabid Pengamanan Hutan Andes Arpen, beliau hanya menjawab, saat ini tidak ada keluar anggaran untuk razia, sementara itu Kasi Pengamanan Hutan menjawab Kalau ada laporan kepada Polhut baru mereka akan turun kelokasi laporan tersebut. disebutkan Kasi ini mereka tidak berani merazia dan menindak kalau tidak ada Izin dari Kabid Perencanaan, Budi Surlani.
"Kalau tugas kami menentukan titik kordinat bang, biasanya pak Datuk bagian peta anak buak pak Budi Surlani, saya tidak paham pergi titik kordinat kebun bermasalah," Kata Kasi Pengamanan ini, Rabu (2/7/14). (basya)