Duabelas Kabupaten/Kota di Riau Akan Memiliki Karhutla Monitoring System

Riau menjadi daerah pertama yang menggunakan KMS, dimana alat tersebut sebelumnya hanya terdapat di Istana Negara dan kantor di Jakarta.
Okeline, Pekanbaru - Seluruh kabupaten dan kota di Riau akan memiliki perangkat canggih pemantau kebakaran hutan dan lahan bernama "Karhutla Monitoring System" hasil kerja sama pemerintah daerah-Badan Pengelola Indonesia.
"Dalam waktu dekat, 12 kabupaten/kota di Riau akan memiliki Karhutla Monitoring System (KMS). Dijadwalkan penandatanganan kesepakatan pemerintah daerah dengan akan dilakukan pada 18 Desember 2014," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau, Yulwiriawati Moesa di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan Riau menjadi daerah pertama yang menggunakan KMS, dimana alat tersebut sebelumnya hanya terdapat di Istana Negara dan kantor di Jakarta. Menurut dia, pemasangan alat tersebut merupakan tindak lanjut dari kerjasama Pemprov Riau dengan Indonesia untuk pencegahan Karhutla.
Saat ini peranti tersebut di Riau sudah terpasang tiga unit, yakni di kantor Gubernur Riau, BLH Riau dan Dinas Kehutanan Riau. "Untuk perangkat sistemnya merupakan bantuan dari, sedangkan kami membantu perangkat kerasnya seperti dua monitor dan instanlasi internet," ujarnya.
Ia mengatakan, awalnya hanya berencana memasang alat tersebut di enam daerah yang rawan terjadi karhutla. Namun, ia mengatakan Pemprov Riau meyakinkan bahwa KMS harus dipasang di 12 kabupaten/kota sebagai rencana jangka panjang menanggulangi Karhutla.
"Ini sebagai langkah preventif bahwa kebakaran harus ditanggulangi dengan rencana jangka panjang juga, karena kebakaran bisa juga terjadi di daerah lainnya," kata Yulwiriawati.
Menurut dia, sistem canggih tersebut sangat diperlukan oleh pemerintah daerah untuk bisa mendeteksi secara dini potensi Karhutla. Harapannya, penanganan Karhutla bisa lebih tepat sasaran untuk mencegah bencana asap terus terjadi di Riau.
Ia menjelaskan, sistem KMS ditempatkan disebuah ruangan khusus untuk bisa memonitor kebakaran secara terkini (real time). Di dalam ruangan tersebut terdapat dua layar besar ukuran 42 inchi yang menayangkan lokasi titik panas di tiap daerah hingga lokasi tepatnya di konsesi perusahaan dan kedalaman gambut yang terbakar.
"Bahkan, dari sistem itu bisa diketahui kebakaran lahan dan hutan dalam periode 10 tahun terakhir," ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya alat canggih tersebut, Pemprov Riau akan lebih mudah mengetahui lokasi kebakaran dengan secara tepat dan lebih mudah melakukan upaya penanggulangan.
Selain itu, ia menilai Pemprov Riau juga bisa dengan cepat mengetahui apabila kebakaran terjadi di konsesi sebuah perusahaan yang beroperasi di Riau. Sebabnya, selama ini Pemprov Riau agak lambat mendapatkan data yang bisa menginformasikan secara tepat lokasi kebakaran.
"Perusahaan nanti tidak bisa bohong lagi, karena semua bisa terlihat langsung dengan alat KMS. Kalau ada konsesi yang terbakar kita langsung surati dan langsung kita cek izin amdal mereka. Begitu juga di dinas kehutanan bisa langsung mengecek tanggung jawab mereka berdasarkan izin konsesi yang diberikan pemerintah," kata Yulwiriawati.(antr/rs)