Film Toba Dreams Karya TB Silalahi Berhikmah Kekeluargaan

Letjen TNI (Purn) TB SILALAHI, Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan RI) pada Kabinet Pembangunan VI (1993 - 1998) di Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
KABARRIAU.COM, Pekanbaru - Siapa yang tak kenal dengan Sosok Tokoh Kita yang satu ini, Ya? Dia adalah Tiopan Bernhard Silalahi, yang lazim di kenal dengan nama Letjen TNI (Purn) TB SILALAHI, Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan RI) pada Kabinet Pembangunan VI (1993 - 1998) di Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1961 dengan jabatan terakhirnya di Militer sebagai Assisten I Kasad dengan pangkat Mayor Jenderal di tahun 1988, segudang prestasi juga pernah dimilikinya.
Walau Sudah pensiun dari TNI dan berumur 77 tahun,namun TB Silalahi ditubuhnya masih mengalir Jiwa semangat mudanya. Dan ini dibuktikan dengan karya terbarunya lewat film Toba Dreams, disini TB Silalahi membuat suatu karya di bidang perfilman yang mengisahkan tentang perjuangan melewati kehidupannya sebagai pensiunan TNI.
Pada (19/04/2015),TB Silalahi datang berkunjung ke Pekanbaru. Dalam kunjungan ini,TB Silalahi mengadakan acara nonton bareng pemutaran perdana film garapannya sekaligus dalam rangka merayakan genap berusia 77 tahun. Acara pemutaran perdana film tersebut yang Bertempat di Studio 21 Mall Ciputra Pekanbaru.
Tampak hadir pada malam pemutaran film tersebut,Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto, yang diwakili oleh Kasrem 031/Wirabima beserta keluarga besar Korem 031/WB dan Jajaran, Plt Gubernur Riau Andi Rahman, Keluarga Besar TB Silalahi, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan tamu undangan lainnya.
Dikata sambutannya sebelum pemutaran film tersebut, TB Silalahi mengatakan, 'Saya yakin nantinya sesudah pemutaran film ini selesai mungkin hampir semua Ibu-Ibu maupun penonton lainnya akan meneteskan air matanya. Bukan cuma karena sedih tapi juga bangga, banyak kesan dan pesan dari film ini yang perlu kita ambil hikmahnya, antara lain persoalan keluarga bagaimana sikap orang tua yang begitu keras atas cintanya yang luar biasa kepada anak-anaknya, tetapi salah dalam cara membawa anaknya untuk menjadi prajurit, padahal cita-cintanya yang sangat luar biasa”.
“Di film ini juga kita dapat melihat tentang kerukunan umat beragama yang belum serasi betul di kehidupan bangsa kita, salah satu contoh di film ini yang digambarkan tentang kerukunan umat beragama di kampong saya sendiri. Dan ini juga mungkin ada terjadi di Pekanbaru, Jawa dan daerah lainnya.
“Mungkin kita juga terkejut bahwa ada keluarga yang tidak sadar, yang anaknya masih duduk di bangku SMP sudah terlibat dengan narkoba seperti yang banyak terjadi sekarang ini”.
“Menurut catatan dari BNN (Badan Narkotika Nasional) Indonesia sudah masuk dalam Darurat Narkoba , lanjut TB. Dan Saat ini Presiden patut kita berikan acungan jempol untuk menghukum seberat-beratnya,bahkan hukuman mati bagi bandar-bandar narkoba, walaupun banyak mendapat hujatan dari luar negeri atas sikap presiden kita, dengan cara ini narkoba dapat dibasmi dari NKRI ini, yang dapat merusak generasi muda di negara yang Kita cintai ini”.
“Banyak aspek dari dampak kehidupan yang dapat kita petik dan kita ambil hikmahnya atas film ini untuk Kita renungkan”.
Plt Gubernur Riau Andi Rahman menyampaikan, sangat terhibur dan memahami makna dan kesan yang terkandung dalam film ini, dan film ini layak ditonton untuk semua kalangan terutama untuk remaja agar terhindar dari bahaya narkoba.
Dipenghujung film tersebut salah satu undangan diacara nonton bareng, komandan resimen mahasiswa (Menwa) Riau, Indra Pomi memberikan Kesan dan pesan kepada Okeline, Film Toba Dreams memang layak dan penting untuk ditonton untuk semua lapisan masyarakat. Di film ini juga menggambarkan sikap terhadap Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) yang begitu toleran sekali dan perlu ditonton bagi kalangan pelajar maupun Mahasiswa agar dapat mengambil hikmahnya dari film ini. Sukses Buat Toba Dreams ujar Dan Menwa ini. (Liputan : Pung El Mandri)