BEM Unri Desak KPK Periksa Gubernur Riau

Puluhan demonstran dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (UR) menggelar aksi unjukrasa di bundaran Tugu Selais dan depan kantor Gubernur Riau (Gubri), Selasa (24/4/12). Mereka mendesak KPK memeriksa Gubri Rusli Zainal dalam kasus supa PON.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Yopi Pranoto mendesak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas kasus dugaan suap revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2010 tentang penambahan anggaran pembangunan venue cabang olahraga (Cabor) Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012.
"Kami meminta KPK untuk memeriksa Gubri Rusli Zainal terkait dugaan kasus suap yang telah membuat dua anggota DPRD Riau menjadi tersangka," ujarnya pada wartawan.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) BEM UR Nopriandri Yulan kepada wartawan di sela-sela aksinya mengaku heran dengan pernyataan Gubri yang seolah-olah tidak tahu adanya praktik suap dalam revisi Perda Lapangan Tembak itu.
"Kami dan warga Riau tidak percaya dengan pernyataan Gubri. Pertama tidak masuknya akalnya jika Rusli Zainal sebagai Gubernur serta Ketua PB PON dan dengan salah satu tersangka Faisal Aswan yang berasal dari Partai Golkar, tetapi tidak tahu menahu dengan kasus suap yang kini ditangani KPK. Kita mendesak KPK segera memanggil dan memeriksa Gubernur Riau Rusli Zainal secepatnya," ujarnya.
Aksi demonstrasi itu diwarnai aksi saling dorong antara demonstran dengan petugas Satpol PP yang berada di balik pagar masuk kantor gubernur. Namun saat keinginan mereka untuk bertemu Gubernur Riau tidak direspon. Akhirnya massa dari BEM menjadi marah dan mendorong-dorong pagar kantor gubernur. Aksi tersebut tidak berlangsung lama. Setelah Ba’da Sholat Dzuhur, demonstran ini pun membubar diri dan kembali ke kampus dengan menggunakan satu unit Bus Kampus.**son
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Yopi Pranoto mendesak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas kasus dugaan suap revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2010 tentang penambahan anggaran pembangunan venue cabang olahraga (Cabor) Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012.
"Kami meminta KPK untuk memeriksa Gubri Rusli Zainal terkait dugaan kasus suap yang telah membuat dua anggota DPRD Riau menjadi tersangka," ujarnya pada wartawan.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) BEM UR Nopriandri Yulan kepada wartawan di sela-sela aksinya mengaku heran dengan pernyataan Gubri yang seolah-olah tidak tahu adanya praktik suap dalam revisi Perda Lapangan Tembak itu.
"Kami dan warga Riau tidak percaya dengan pernyataan Gubri. Pertama tidak masuknya akalnya jika Rusli Zainal sebagai Gubernur serta Ketua PB PON dan dengan salah satu tersangka Faisal Aswan yang berasal dari Partai Golkar, tetapi tidak tahu menahu dengan kasus suap yang kini ditangani KPK. Kita mendesak KPK segera memanggil dan memeriksa Gubernur Riau Rusli Zainal secepatnya," ujarnya.
Aksi demonstrasi itu diwarnai aksi saling dorong antara demonstran dengan petugas Satpol PP yang berada di balik pagar masuk kantor gubernur. Namun saat keinginan mereka untuk bertemu Gubernur Riau tidak direspon. Akhirnya massa dari BEM menjadi marah dan mendorong-dorong pagar kantor gubernur. Aksi tersebut tidak berlangsung lama. Setelah Ba’da Sholat Dzuhur, demonstran ini pun membubar diri dan kembali ke kampus dengan menggunakan satu unit Bus Kampus.**son