delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Tetapkan Erupsi Sinabung Bencana Nasional

Okeline,JAKARTA- Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Pengamatan PVMBG Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi sehingga perlu diwaspadai.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo Purwo Nugro menyebutkan, pada 10 Oktober terjadi 10 kali gempa hybrid, gempa vulkanik, tremor yang terus menerus dan 38 kali guguran awan panas terjadi pada jumat pukul 00.06 wib.

Adapun lama erupsi mencapai 250 detik. "Kalau dhitung sejak Kamis (9/10) hingga Jumat telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas," katanya.
Meski sudah diberlakukan tanggap darurat status Sinabung masih Siaga (leve III).

Pada pukul 08,59 WIB terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolom abu awan panas 2.000
meter.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo hanya mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat mengenai logistik dan juga melaporkan perkembangan gunung Sinabung.

Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diharapkan dapat menetapkan erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sebagai bencana nasional.

"Peristiwa erupsi tersebut sudah cukup lama dan hampir satu tahun, terus berkepanjangan hingga saat ini dan membuat ribuan pengungsi warga Karo semakin menderita di lokasi penampungan," kata Sosiolog Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin di Medan, Jumat (17/10).

Bencana erupsi gunung Sinabung di Pulau Sumatera itu, menurut dia, termasuk yang cukup lama terjadi di tanah air ini, bila dibandingkan dengan letusan gunung yang terdapat di Daerah Jawa.

Selain itu, erupsi gunung Sinabung sampai saat ini masih memiliki intensitas yang cukup tinggi mengeluarkan guguran awan panas, serta semburan abu vulkanik.

"Abu vulkanik yang cukup luas dimuntahkan gunung Sinabung sangat berbahaya
dan dapat menimbulkan terjadinya korban jiwa bagi penduduk," ujarnya.

Badaruddin mengatakan, akibat erupsi gunung Sinabung itu, sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 kepala keluarga (KK) korban Sinabung masih di tampung di 16 lokasi pegungsian.

Bahkan, ribuan hektare tanaman milik warga Karo berupa sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami kerusakan akibat tertutup debu vulkanik.

"Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang terkena abu vulkanik, terpaksa 
diliburkan, karena mengganggu kesehatan siswanya dan juga tidak konsentrasi menerima pelajaran dari guru," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU.

Guru besar itu menambahkan, dengan ditetapkannya erupsi gunung Sinabung
menjadi bencana nasional, maka tanggung jawab daerah tersebut kewenangan Pemerintah Pusat.

"Selama ini pemerintah setempat juga pusing memikirkan puluhan ton beras setiap bulannya yang harus disediakan untuk makan ribuan pengungsi tersebut, dan dari
mana dana itu dicari," kata Badaruddin.

Potensi Erupsi Sinabung Masih Tinggi

Aktivitas Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, masih tinggi. Potensi erupsi masih berpeluang terjadi.
"Potensi itu terlihat dari adanya 10 kali gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran, dan gempa vulkanis pada Jumat (10/10), pukul 00.00-06.00 WIB. Berdasarkan pengamatan PVMBG Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi,"kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.Sutopo melanjutkan, pada pukul 08.59 WIB, terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah selatan. Tinggi kolom abu awan panas tersebut mencapai 2.000 meter.

Erupsi tersebut terjadi sekitar 250 detik.Sejak Kamis (9/10) hingga berita_oke ini diturunkan telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas. Status Sinabung masih Siaga (Level III). Tidak ada korban jiwa dari erupsi tersebut.

Sutopo mengatakan, untuk men- gantisipasi dampak erupsi tersebut, sebanyak 100 ribu masker telah dibagikan. Selain itu, dilakukan pembersihan abu vulkanis dengan penyiraman sebanyak tiga kali sehari. Nahas, sekolah yang ter- dampak abu vulkanis diliburkan sementara dan akan dipindahkan ke tempat yang aman.

Sampai saat ini, jumlah pengungsi Gunung Sinabung sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 KK di 16 titik.Sebanyak 19.478 jiwa (5.675 KK) telah dipulangkan ke rumahnya.

Sedangkan, pengungsi yang tinggal di hunian sementara 6.179 jiwa (2.053 KK). Para pengungsi disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah. Pengungsi itu berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan.

Selama bencana tersebut, lanjutnya, BNPB telah memberikan dana siap pakai ke BPBD Karo sebesar Rp 10,3 miliar untuk sewa lahan dan rumah bagi para pengungsi. Hingga kini, sebanyak 175.651 lembar seng telah digunakan untuk perbaikan rumah bagi pengungsi.

Meski demikian, bantuan masih diperlukan untuk penanganan pengungsi, seperti kebutuhan beras, pengadaan lauk-pauk, gas, pendidikan, , dan lainnya.(pas)

BERITA TERKAIT