delikreportase.com

Copyright © delikreportase.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Laut Kepulauan Riau Untungkan Nelayan

Tanjungpinang -  Laut di Kepulauan Riau (Kepri) sungguh luas, dua pertiganya adalah lautan. Mau ambil ikan sampai tujuh turunan pun enggak akan habis asal mau melaut di tengah.

Itulah kalimat yang sering diucapkan Hadi Irawan (37), salah satu nelayan di Tanjung Pinang, Kepri dalam bincang-bincangnya pagi ini. Hadi sendiri tinggal di kampung Melayu pinggiran aliran laut Kepri. Ucapan Irawan bukan tanpa bukti. Laut di lokasi perkotaan saja masih terdapat banyak ikan. Dia mengaku kegigihan dan rajin melaut bisa mendapatkan hasil setiap rupiah mencukupi kehidupan sehari-hari.

Irawan saat ini mengelola sebuah kapal milik salah satu toke yang berhati mulia. Kapal yang dibawanya menggunakan alat tangkap purse seine, selain itu kapal milik toke nya ada juga yang menggunakan gill nets. Saat ini, salah satu kapal yang Hadi bawa bersama 3 orang teman sekerjanya memiliki kapasitas 150 GT dan sering melaut melaut hingga diperairan dekat pulau Mepar, tentu bekerjasama dengan Wilayah Pengelolaan Perikananan (WPP) Tanjung Pinang dan Daik Lingga. Sekali menebar jala, rata-rata ikan yang dihasilkan sebanyak bisa mencapai 1-2 ton.

Dalam ceritanya, ketika tangkapan sudah mencapai 2 ton, ikan-ikan yang diperoleh diangkut menggunakan kapal pengangkut port to port di pelabuhan Tanjung Pinang ke pelabuhan yang dipilih, seperti Jakarta. Kapal yang ia bawa akan kembali setelah kotak penyimpanan mereka penuh terisi ikan. 

Setiap melaut, biaya perbekalan tentu dikeluarkan. Sedangkan biaya angkut ikan variatif, begitu juga soal jarak antara Tanjung Pinang ke Jakarta. "Sekarang rasa-rasanya enggak ada yang mengalahkan bisnis perikanan. Properti saja bisa kalah," kata pria yang sudah memiliki anak 6 orang ini sambil bercanda, Senin (24/4/2017).

Irawan menyebut, aktivitas pelelangan ikan di TPI Tanjung Pinang tidak pernah sepi. Aktivitas jual beli ikan di TPI tetap berjalan. "Di sini enggak pernah sepi. Tetap ramai karena memang semua nelayan bongkar muat disitu," ujarnya.

Hal senada juga disebutkan Hendrik, putera kelahiran Tanjung Pinang yang sedari tadi ikut mendengar cerita Irawan. Hendrik berprofesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pasar Tanjung Pinang yang juga famili Irawan ini mengatakan, produksi ikan di Tanjung Pinang memang sempat terganggu saat pernah terjadi hadirnya pukat harimau. 

Namun kini setiap tahunnya produksi ikan di Tanjung Pinang kembali meningkat setelah adanya penertiban. "Alhamdulillah aktivitas di TPI PPN Tanjung Pianang meningkat terus setiap tahun. Apalagi sekarang ikan melimpah. Selain  itu kualitas ikan sekarang pun juga semakin bagus," tuturnya. (edi/*)