Harga Cabai Melonjak, IRT di Pekanbaru Menjerit

Okeline, Pekanbaru - Seorang ibu rumah tangga, Bernita (42), Warga Tangkerang Tengah, Kota Pekanbaru, mengatakan, ketika pergi berbelanja ke pasar tradisional (Dupa) Pekanbaru merasa kaget dengan harga cabai yang sangat tinggi itu.
Menurutnya, dua hari yang lalu harga cabe hanya Rp60.000, kini sudah mencapai Rp90.000 perkilogramnya, kenapa kok cepat sekali naiknya padahal harga sebelumnya sudah mahal sekali," kata dia, Jumat (7/11/2014).
Banyak Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terkaget-kaget sepekan terakhir ini disebabkan melonjaknya harga cabai merah keriting hingga Rp90.000/kg sejalan dengan menipisnya pasokan.
Naiknya harga cabai telah membuat biaya hidup rumah tangga semakin tinggi. Daya beli menjadi turun, sehingga harus bijak dalam menyikapi. Apalagi saat ini bahan kebutuhan dasar lain juga mulai naik seperti elpiji.
"Saya terpaksa mengurangi jatah pembelian cabe agar cukup untuk kebutuhan lainnya," kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pekanbaru El Syabrina, mengatakan, kenaikan harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di wilayahnya karena pasokan yang berkurang dari daerah penghasil, baik dari Bukittinggi maupun Sumatera Utara.
"Karena itu sesuai hukum pasar tidak sebandingnya barang yang tersedia dengan permintaan otomatis akan terjadi lonjakan harga," katanya.
"Sebab pasokan cabai Pekanbaru seluruhnya berasal dari luar kota," terang dia.
Upaya menanam cabai sudah mulai dilakukan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan membina petani cabai lokal dengan membantu pembibitan.
"Meski waktu panen cabai merah binaan Dinas Pertanian sendiri tidak bisa mengatasi minimnya pasokan dari daerah penghasil," kata dia.***