DPRD Riau Desak Disperindag Aktif Pantau Harga Pasar

Komisi B DPRD Riau bidang ekonomi meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk aktif memantau harga kebutuhan pokok dan menyiapkan langkah-langkah mengantisipasi lonjakan harga akibat wacana pencabutan subsidi Bahan Bakar Minya (BBM) bersubsidi.
Okeline, Pekanbaru – Komisi B DPRD Riau sangat berharap Disperindag harus turun meninjau lapangan, dengan mengatur distribusi, sehingga harga tidak terlalu naik. Selain karena kurangnya pasokan dari daerah penghasil, kemudian juga karena adanya isu kenaikan BBM bersubsidi," kata Ketua Komisi B DPRD Riau, Marwan Yohanis usai melakukan tinjauan harga di sejumlah pasar di Pekanbaru, Minggu.
Komisi B DPRD Riau bidang ekonomi meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk aktif memantau harga kebutuhan pokok dan menyiapkan langkah-langkah mengantisipasi lonjakan harga akibat wacana pencabutan subsidi Bahan Bakar Minya (BBM) bersubsidi.
Menurutnya selain melakukan tinjauan lapangan dan mengatur arus distribusi barang, Disperindag Riau juga diminta untuk mencontoh kebijakan Disperindag Provinsi Jawa Timur.
Anggota Komisi B, Syamsurizal mengatakan Disperindag Jatim selalu memantau harga kebutuhan pokok. Pantauan ini disiarkan secara berkala setiap hari kepada publik sehingga harga barang kebutuhan pokok dapat dikontrol harga jualnya.
"Di Surabaya itu Disperindagnya aktif melakukan pemantauan harga Barang kebutuhan pokok. Update harga setiap hari. Di Riau juga harus seperti itu," kritiknya.
Berdasarkan tinjauan ke pasar itu, salah seorang pedagang di Pasar Dupa Pekanbaru, Bernita mengaku kenaikan harga Cabai Merah yang cukup signifikan terjadi saat ini. Kenaikan ini menurutnya juga dirasakan mereka selaku pedagang pengecer.
"Kenaikan harga cabe ini terjadi sejak satu pekan yang lalu," ujarnya.
Di pasar Kodim dan pasar sukaramai/pusat, kenaikan juga terjadi kenaikan harga Cabai. Sementara untuk barang kebutuhan lainnya, kenaikan tidak cukup signifikan terjadi.
Beras, Minyak Goreng curah, rata-rata mengalami kenaikan harga seribu rupiah. Untuk gula pasir, belum terjadi kenaikan harga. Penurunan harga justru terjadi untuk telur ayam.
"Yang turun itu telur ayam. Dulu Rp 34 ribu, sekarang Rp 27 ribu satu papan," Bernita seorang pedagang sembako di pasar dupa.(antr/rs)