Tim Polhut Pelalawan Razia Bodong, di Polisikan Pemilik Kebun

Kabar Hukum - Sekitar Sebulan lalu, Patroli Tim Polhut Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pelalawan diduga telah melakukan perampasan Pupuk dan Genset warga desa Bukit Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau, atas perlakuan ini warga pemilik kebun bernama Pandiangan melaporkan hal ini kepada Pihak berwajib.
Menurut informasi dari salah seorang anggota Tim Polhut, awalnya keinginan Tim ini melakukan razia terkait adanya laporan warga terhadap pembalakan liar dengan memakai alat berat jenis exkapator, di daerah itu, terduga kebun ini milik Pandiangan.
"Berdasarka info dari masyarakat desa Bukit Kusuma, kebun ini dibeli dari mantan kepala desa Parijat," Ujar sumber yang minta namunya dirahasiakan ini.
Menurut sumber yang juga ikut dalam Tim ini, setelah sampai dilokasi kebun tersebut, Ternyata alat berat yang dilaporkan warga tersebut tidak ditemukan dan juga penunggu kebun sedang tidak ada dilokasi itu.
"kami hanya menemukan Pupuk dan mesin Genset atas arahan komandan kami disuruh merusak pondok ini, agar perambahan tersebut tidak terulang, Tim ini dipimpin oleh Kabid Pengamanan Hutan, Andes Arpen," Jelasnya.
Namun setelah beberapa hari berselang sumber ini mengaku kaget ats laporan yang diterimanya dari Polisi Polsek Pangkalan Kuras, karena pemilik kebun Pandiangan ini melaporkan perampasan dan pengrusakan, diakunya saat itu mereka sangat kaget.
"Saya mendengar kami sudah dilaporkan ke kepolisi," Tukasnya.
Ketika dikonfirmasi kepada Kabid Pengamanan Hutan, Andes Arpen, beliau membenarkan ada perampasan Barang bukti berupa pupuk dan minyak, beliau menyebutkan penyitaan pupuk ini diduga atas dasar sakit hati salah seorang anggotanya berna Rusli kepada pemilik kebun pandiangan. Ketika ditanya apakah legalitas Polhut untuk razia sudah dilengkapi dengan Surat Perintah, beliau menjawab dengan ragu - ragu.
Sementara Pandiangan di hubungi mengaku bingung, pasalnya Rusli ini setiap minta uang selalu di berikan, namun kalau Rusli ini menurutnya sakit hati ketika minta uang jumlahnya banyak tentu beliau tidak sanggup.
"Setiap Rusli ini minta uang saya kasi kok, kenapa meski sakit hati sama saya," Jelas Pandiangan melalui telpon.
Ketika dikonfirmasi kepada Kapolsek pangkalan Kuras, Kompol Rekson, beliau membenarkan kejadian ini dan saat ini kedua belah pihak akan berdamai.
"Udah ditangani memang ada perintah dari dinasnya (Dishutbun),jadi kayaknya ada titik temu sama - sama menyadari saling salah," Jelas Rekson melalui Telpon selulernya, Rabu (14/5/14).(BS).